BERBISIK LAGI...
memaknai manusia itu tidak akan ada habisnya. Siapa antara kalian semua yang pulih sedar tidak terlena? siapa diantara kalian yang berani medefinisikan karakteristik manusia di samping TUHANnya. jadi diamlah dan hanya jahitkan kembang warna-warni pada bibirmu yang tak pernah berhenti mengoceh.
semalam Maryatul Kibtyah dalam penulisan Penerapan Enam dimensi Dasar Positif Teori Eksistential Humanistik Dalam Konseling Islam memetik Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi tulisanya Corey yang di dalamnya memuat tentang enam dimensi dasar positif yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu: 1. kapasitas akan kesadaran diri; 2. kebebasan serta tanggung jawab; 3. menciptakan identitas dirinya dan menciptakan hubugan yang bermakna dengan orang lain; 4. usaha pencarian makna, tujuan, nilai dan sasaran; 5. kecemasan sebagai suatu kondisi hidup; dan 6. kesadaran akan datangnya maut serta ketidakberadaan.
berpijak pada keenam-enam dimensi ini, manusia sebenarnya itu apa? Manusia ditinjau dari asli katanya berasal dari bahasa Arab yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai al-basyar, an-naas dan al-ins atau al-insan. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa serta penjelasan Al-Qur’an sendiri, pengertian ketiga kata tersebut saling berbeda.
al-insan menurutnya Dr. Quraish Shihab dalam buku tafsirnya, alinsan terambil dari akar kata yang berarti bergerak, lupa dan merasa bahagia atau senang. Ketiga arti ini menggambarkan sebagian dari sifat atau ciri khas manusia yang seharusnya memeiliki dinamisme.
al-basyar itu sendiri mendifenisikan manusia sebagai sesuatu hal-hal yang bersifat jasmani dan naluri. Misalnya manusia itu bisa dilihat, disentuh, memerlukan makan, minum, berkembang biak dan lain-lain.
an-nas secara harfiyah diambil dari kata nausu yang berarti gerak dan terambil dari kata unas yang berarti tampak. Demikian menurut Dr. Quraish Shihab. Dari makna ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sebagai manusia, keberadaan kita di dunia ini harus kita tunjukkan atau kita tampakkan dengan gerakan kebaikan dan perbaikan.
sebagai konklusinya, siapa di antara kalian yang punya definisi yang mirip dengan semua ini? siapa kalian yang berani mengkritis segala karekter manusia tanpa tahu siapa dia yang sebenar.
scara literalnya, manusia itu sendiri tidak layak untuk menhitung posisi dan kondisi manusia lain di samping TUHANnya. jadi kalau ada yang berani untuk mendefinisikan erti manusia pada penulis (aku), definisikan saja pada foto ini:

-3.56/19April-